Prof.Dr.Husaini Mahdin Anwar adalah salah satu pakar atau tokoh gizi Indonesia yang telah banyak menyumbangkan pemikirannya untuk dunia kesehatan khususnya perkembangan kesehatan gizi di Indonesia.

Beliau bersama istrinya Prof.Dr.Yayah Husaini, adalah penggagas berdirinya “Taman Gizi” yang awalnya sebagai wadah penelitian gizi mereka, yang kemudian oleh pemerintah Indonesia diterapkan secara nasional di seluruh tempat di Indonesia yang kita kenal dengan “Posyandu” sampai sekarang.

Prof.Dr.Husaini telah melakukan 100 lebih penelitian baik di Indonesia maupun di luar negeri yang telah dipublikasikan/ dipresentasikan di berbagai jurnal internasional dan nasional, 150 artikel ilmiah populer telah diterbitkan di berbagai media massa. Sehingga dikenal sebagai peneliti paling produktif yang membawa nama harum Indonesia di dunia internasional. Wajar jika beliau dianugerahi penghargaan “Kalyanakretya Award” (penghargaan atas kontribusi sangat nyata atas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesehatan, kesejahteraan, dan sumber daya manusia) dari Menristek yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia pada Ulang Tahun Kemerdekaan ke-55. Penganugerahan award pada Tanggal 10 Agustus 2000 dalam menghadapi era baru abad ke-21.

Pak Husaini panggilan akrabnya tokoh gizi kelahiran Alabio ini. Apabila pulang kampung ke desa Pandulangan Kec.Sungai Pandan Alabio, sering mampir ke puskesmas alabio untuk bersilaturahim, dan beramahtamah dengan para petugas gizi puskesmas.

Dr.Husaini bersama para petugas gizi Puskesmas Alabio

Desa Murung Asam Kecamatan Sungai Pandan, memberikan bantuan pembangunan jamban sehat kepada warganya yang tidak mempunyai jamban (WC).

Hal ini adalah hasil dari kegiatan pemicuan yang selama ini dilakukan oleh petugas kesling puskesmas alabio. Kegiatan ini juga salah satu upaya dalam penanganan masalah stunting, pencapaian indikator PHBS rumah tangga dan indikator keluarga sehat (PIS-PK).

Puskesmas Alabio, melakukan pelepasan Tim sorveyor PIS-PK Si Mapan (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Berbasis Aksi Masyarakat Peduli Kesehatan).

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kabid Pelayanan Kesehatan dan SDK Dinas Kesehatan Kab.Hulu Sungai Utara, sebagai narasumber dan pencetus kegiatan inovasi ini.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan dan mendukung program nasional PIS-PK yang selama ini ada.

Dalam kegiatan ini dilakukan sosialisasi tentang maksud dan tujuan diluncurkannya PIS-PK Si Mapan oleh H.Danu F.Fotohena,SKM dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis atribut sorveyor, dan tas keperluan logistik untuk petugas kesehatan dalam melakukan kunjungan rumah, serta wokhsop tentang teknis pengisian manual prokesga (profil kesehatan keluarga).

Peserta yang hadir adalah para bidan desa, perawat PTT desa, tenaga kesehatan masyarakat desa, promotor promkes, para pengelola program UKM puskesmas, kesling, dan ahli gizi.

Untuk wilayah Kecamatan Sungai Pandan, dari 12 indikator keluarga sehat yang ditetapkan secara nasional, puskesmas alabio menambah 1 indikator berdasarkan keariban lokal yaitu “Barasabadangsanak” (Bank darah desa berbasis data golongan darah penduduk), dengan cara menanyakan apakah anggota keluarga sudah mengetahui golongan darahnya, dan apa jenisnya, sehingga desa mempunyai buku register data golongan darah penduduk yang akhirnya mempermudah akses untuk melakukan bantuan dalam hal donor darah di masyarakat, seperti pada ibu hamil persalinan yg mengalami perdarahan, serta kegawat daruratan lainnya yang secepatnya memerlukan transfusi darah.

Puskesmas alabio melalui pengelola program KIA dan MTBS, melakukan pertemuan lokakarya MTBS Tingkat Puskesmas Alabio.

Dalam pertemuan ini dihadiri oleh para bidan, baik yang bertugas di puskesmas maupun para bidan yang ada di desa, yang tersebar di berbagai tempat poskesdes.

Tujuan kegiatan ini merupakan upaya dari pengelola program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan MTBS puskesmas, dalam rangka meningkatkan pengetahuan para petugas terhadap ilmu-ilmu baru yang akhirnya dapat menjaga dalam kualitas mutu pelayanan yang mereka berikan.

Puskesmas Alabio melakukan pembinaan terhadap para kader posyandu balita di desa Sungai Pinang Kecamatan Sungai Pandan Alabio.

Ahli gizi dan kesehatan masyarakat puskesmas alabio terjun ke lapangan sebagai pembina posyandu, mengumpulkan beberapa orang kader di balai desa dengan dibantu aparat desa melakukan sosialisasi dan worksop tentang bagaimana pelaksanaan kegiatan posyandu balita.

Para kader posyandu balita terlihat antusias dalam mengikuti pimbingan. Sesekali mereka bertanya dan melakukan diskusi dengan petugas puskesmas sebagai nara sumbernya. Dengan suasana kekeluargaan kegiatan worksop ini dapat berjalan dengan baik dan para kaderpun mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka, yang nantinya bisa membantu sekaligus mitra puskesmas dalam kegiatan posyandu balita pada tiap bulan di desa Sungai Pinang selanjutnya.

Pembinaan kampung TOGA oleh petugas kesehatan puskesmas alabio, di desa Pandulangan Kecamatan Sungai Pandan Alabio.

Bapak Yusran, sebagai kepala desa Pandulangan menerangkan bahwa telah mengalokasikan dana desa untuk kegiatan TOGA di desanya. Beliau dengan dibantu oleh para kader kesehatan TOGA membuat kelompok Asuhan Mandiri yang tersebar disetiap RT. Sebagai modal dasar kepala desa membuat taman TOGA desa sebagai tempat pembibitan, yang setelah berkembang dibagikan kesemua anggota kelompok Asman TOGA.

Dengan mendapatkan bimbingan dari puskesmas alabio, yaitu Ibu Islamiyah Neda Rahayu bersama petugas fasilitator lainnya. Desa pandulangan dapat mengembangkan produk hasil olahan yang berasal dari bahan baku tanaman TOGA diantaranya kripik pegagan, berbagai jenis jamu, dan hasil olahan lainnya yang menjadi ciri has hasil olahan masyarakat desa pandulangan.

 

Keripik pegagan :