Astuti Rahmayanti,S.Gz atau yg disapa dengan panggilan “Ibu Astuti” adalah salah satu petugas gizi Puskesmas Alabio. Berdasarkan data permasalahan yang terdapat di masyarakat dalam hal gizi, maka ia pun melakukan kegiatan upaya kesehatan dibidang  gizi untuk membantu mayarakat dalam mengatasi masalah tersebut, sehingga menginspirasi baginya untuk membuat beberapa inovasi yang diberi nama “Amanah & Pejuang ASI”.

“AMANAH ( AlabioMAri makaN buAH )”

Sayur dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh serta mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar pencernaan dan dapat menghambat perkembangan sel kanker usus besar.

Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB/sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular kronik.

Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi sayur dan buah terutama sayur dan buah lokal. Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup merupakan salah satu indikator sederhana gizi seimbang.

Mengkonsumsi sayur dan buah merupakan salah satu syarat dalam memenuhi menu gizi seimbang. Sayur dan buah merupakan makanan penting yang harus selalu dikonsumsi setiap kali makan. Tidak hanya bagi orang dewasa, mengkonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk dikonsumsi sejak usia anak-anak. Dengan diet tinggi sayur dan buah baik untuk melindungi kesehatan tubuh, termasuk dalam menjaga berat badan (Mitchell, 2012). Membiasakan anak untuk mengkonsumsi sayur dan buah sejak dini sangat penting karena pola diet yang diterapkan pada usia anak-anak akan mempengaruhi pola diet ketika dewasa (Horne dkk, 2010), jika ketika masih anak-anak memiliki pola diet yang buruk maka hingga dewasa pun akan tetap buruk (Mitchell, 2012) dan akan mempengaruhi kesehatannya (Friedman dkk, 2010). Begitu pula dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang dibiasakan sejak dini agar menjadi suatu kebiasaan baik hingga dewasa. Akan tetapi, pada kenyataannya anak masih sulit untuk mengkonsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang memadai.

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan anak  tentang gizi, khususnya pengetahuan buah dan sayur dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan gizi. Perlu dipahami pula bahwa tidak efektifnya pendidikan gizi pada anak semenjak usia dini berdampak pada pengetahuan yang kurang tentang pola konsumsi makanan yang sehatdan seimbang saat dewasa, sehingga menyebabkan perilaku yang salah (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Masalah tersebut dapat berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak. Anak dapat mempunyai peluang besar untuk menderita kurang gizi karena makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan nutrisinya (Fitriani, 2009). Selain itu, anak dapat mengalami Stunting atau menjadi balita pendek. Oleh sebab itu, diperlukan upaya pendidikan gizi sejak usia dini guna meningkatkan pengetahuan buah dan sayur pada anak. Upaya tersebut diharapkan dapat memotivasi anak untuk mengkonsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang memadai.

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi buah dan sayur pada anak-anak adalah rendahnya pengetahuan mereka tentang gizi. Sediaoetama (2008) mengemukakanbahwa pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan. Pengetahuan gizi yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula. Kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi dan kesalahan dalam memilih makanan akan berpengaruh terhadap status gizi (Sediaoetama, 2008). Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah memberikan pendidikan gizi pada anak.

Dalam Al Qur’an juga terdapat beberapa ayat yang menganjurkan kepada manusia agar mengkonsumsi buah-buahan. Seperti dalam QS Al Mu’minun:19 yang artinya “ Dengan itu KAMI tumbuhkan bagimu kebun-kebun kurma dan anggur, didalamnya terdapat buah-buahan yang banyak untuk kamu dan dari buah-buahan itu sebagian kamu makan”.

Ditinjau dari segi ilmiah, buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral. Sama halnya dengan sayuran, sebenarnya buah mengandung makronutrien yang lengkap, yaitu protein, lemak dan karbohidrat, walaupun relative dalam jumlah kecil bila dibandingkan dengan kandungan vitamin dan mineralnya. Kadar Karbohidrat dalam buah umumnya lebih tinggi dari pada sayuran, terutaman pada buah yang manis. Yang memberikan rasa manis pada buah bukan glukosa melainkan fruktosa. Mineral yang terdapat dalam buah serba lengkap yaitu kalsium, fosfor, zat besi, natrium, kalium, magnesium.  Vitamin dalam buah juga lengkap yaitu vitamin A, vitamin B, vitamin C dan vitamin E.

Disamping kandungan nutrient yang serba lengkap buah juga mengandung serat makanan. Manfaat serat makanan adalah memberi isi atau volume didalam lambung sehingga menimbulkan rasa kenyang. Disamping itu serat makanan memperlancar buang air besar, sehingga mencegah terjadinya sembelit. ( Tirtawinata, 2006)

“PEJUANG ASI”

ASI eksklusif menurut World Health Organization ( WHO,2011) adalah hanya memberikan ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentihan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berumur 2 tahun.

ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diber ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the, dan air putih serta tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim kecuali witamin, mireral dan obat (Prasetyono, 2009).

ASI merupakan makanan terbaik yang diberikan ibu kepada bayinya. Komposisi ASI berubah menurut stadium penyusuan ( kolostrom, susu peralihan, susu matur) yang sesuai dengan kebutuhan bayi pada stadium itu, dan tidak dapat ditiru dengan pemberian susu formula. Komposisi yang terkandung dalam ASI adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung 200 zat gizi dan pemberian kekebalan buat bayi hingga 20 kali lipat. Zat-zat itu antara lain putih telur, lemak, protein, kerbohidrat, vitamin, mineral, hormone pertumbuhan, berbagai enzim dan kekebalan.

Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi ibu, keluarga dan Negara. Manfaat pemberian ASI antara lain, mencegah pendarahan pasca persalinan, mengurangi resiko terjadinya anemia, mengurangirisiko kanker ovarium dan payudara, memperkuat ikatan batin seorang ibu dengan bayi yang dilahirkan, sebagai salah satu metode KB sementara. Manfaat ASI bagi keluarga antara lain, mudah pemberiannya seperti tidak mencuci botol dan mensterilkan sebelum digunakan, menghemat biaya, bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran keluarha. Manfaat ASI bagi Negara antara lain, menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula, meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa ( Astutik, 2014 )

ASI merupakan imunitas pertama, dan sekaligus dapat memberikan perlindungan terhadap diare, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan serta beberapa masalah kesehatan lainnya. Pemberian ASI membantu ibu dan bayi membentuk hubungan kasih saying yang sangat erat, sebuah proses yang disebut ikatan batin. Hubungan yang erat membantu bayi merasa aman dan dicintai, yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

HASIL KEGIATAN KARYA INOVASI.

1.AMANAH( AlabioMAri makaN buAH )

KegiatanAlabio MAri makaN buAHsudah dimulai sejak bulan mei 2018. Setiap desa sudah melakukan penambahan buah pada PMT posyandu untuk mensukseskan program pemerintas ( Germas ) yang salah satunya anjuran untuk makan buah dan sayur. Diharapkan dengan pemberian contoh buah pada PMT posyandu dapat menjadikan anak gemar / suka makan buah dihari-hari selanjutnya setelah hari posyandu.

2. PEJUANG ASI

ASI eksklusif merupakan salah satu dari indicator cakupan Keluarga Sehat. Selain itu juga ASI Eksklusif masuk dalam tahapan 100 Hari Pertama Kehidupan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pada tahun 2016 melalui Dana DAK Non Fisik kami melakukan penyuluhan ASI eksklusif ke 33 desa yang ada diwilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Alabio. Dari kegiatan yang kami lakukan, cakupan hasilnya masih kurang dari yang diharapakan. Selama penyuluhan sebagian besar yang hadir hanya ibu-ibu nya saja, selain itu peserta yang hadir rata-rata sudah mempunyai balita, sangat jarang yang hadir calon-calon ibu yang akan menjadi pejuang ASI.

Pada tahun 2017 masih dengan menggunakan dana DAK Non Fisik, kami mengubah sasaran kami menjadi ke sekolah-sekolah. Siswa-siswi yang diberi penyuluhan adalah kelas IIX dengan jumlah 300 siswa-siswi. Maret yang diberikan pada waktu penyuluhan meliputi, 1.) Pengertian ASI Eksklusif, 2.) Dasar Hukum Pemberian ASI Eksklusif, 3.) Keuntungan Menyusui, 4.) Kandungan ASI, 5.) Perbedaan ASI & Susu Formula, 6.) Cara menyimpan dan memompa ASI, 7.) Posisi menyusui dan cara pelekatan yang baik 8.) Tanda-tanda bayi tidak cukup ASI, 9.) Puasa Bagi Ibu Menyusui, 10.) Mitos seputar menyusui, 11.) Peran Ayah ASI

Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi bekal bagi siswa-siswi yang akan menjadi calon ayah dan ibu untuk lebih percaya diri dan tidak bingung tentang bagaimana memberikan ASI eksklusif dan dapat mengatasi masalah-masalah yang berhubungan seputar menyusui. Mungkin kegiatan ini tidak dapat diukur dalam waktu dekat, tp kami harapkan kedepannya 2-3 tahun lagi generasi penerus yang sudah mendapatkan penyuluhan ini dapat mensukseskan program pemerintah dalam hal pemberian ASI Eksklusif.

 

INOVASI GIZI AMANAH DAN PEJUANG ASI 

↑ klik kalimat tulisan di atas untuk melihat makalah tentang inovasi “Amanah & Pejuang ASI” dengan cara mendownload